" Wartawan Jadul dibantu Kentongan "

Zaman dulu, disetiap pelosok kampung terdapat gardu jaga yang memiliki kentongan atau tongtong ( pada masa itu disebut demikian ). Setiap terjadi peristiwa yang melanggar hukum atau mengganggu ketertiban umum, tongtong dibunyikan oleh penduduk yang sedang mendapat giliran wajib ronda. Kejadian seperti pencurian, perampokan, perkelahian, dll. Ditandai oleh bunyi tongtong yang berbeda-beda. Bunyi tongtong itu diteruskan secara beranting oleh gardu-gardu kampung lain. Reporter yang rajin pasti berlari keluar rumah untuk meliput peristiwa. Zaman itu pun pelaku kejahatan yang kepergok masyarakat biasanya digebuki sampai babak belur sebelum polisi sempat datang.

Menurut Java Bode, 4 September 1825, pada tanggal 1 September, pukul 22.30, dua puluh lima anggota artileri Belanda yang terdiri atas orang Belanda dan Bugis, mendatangi Bazar lama di Weltevreden ( Entah apa namanya kawasan itu sekarang ). Disana sedang ada pertunjukkan wayang ( sandiwara ) Cina dan banyak orang-orang berjudi. Mereka meminta uang dari orang-orang yang sedang berjudi. Permintaan mereka ditolak. Mereka lantas merusak panggung wayang, meja-kursi, dan menggedor-gedor rumah penduduk. Dua orang Cina terluka. Bunyi tongtong menyebabkan kira-kira 300 orang pribumi dan Cina mendatangi tempat itu dengan bersenjatakan pentungan, golok, dsb. Namun para serdadu itu sudah kabur.